
Cahaya Maulid Nabi di Pentadio Barat, Harmoni Iman, Doa, dan Kebersamaan

Telaga Biru, 15 September 2025 – Suasana malam di Masjid Al-Hikmah Desa Pentadio Barat terasa istimewa. Tepat pukul 19.30 Wita, gema doa dan lantunan ayat suci Al-Qur’an mengiringi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 H/2025 M. Dalam balutan tradisi penuh khidmat, kegiatan ini menjadi titik temu antara iman, budaya, dan kebersamaan masyarakat.
Di tengah acara, hadir Serda Gufran Lakahia, Babinsa Koramil 1315-01/Telaga. Kehadirannya bukan sekadar undangan, tetapi juga wujud nyata tugas pembinaan teritorial. Dengan penuh perhatian, ia menyapa warga, memberikan pengawasan agar acara berjalan lancar, sekaligus menyelipkan pesan kebersamaan. Bagi Babinsa, kegiatan seperti ini menjadi ladang pengabdian—membangun kedekatan dengan masyarakat, menumbuhkan rasa aman, dan memperkuat ikatan persaudaraan di wilayah binaannya.
Selain Babinsa, tampak pula sejumlah tokoh yang turut memberi warna pada acara. Hj. Supriadi Nappu, S.E., selaku Kepala Desa Pentadio Barat, hadir bersama masyarakatnya. Ustaz Hairudin, S.Ag., tampil sebagai penceramah dengan tausiyah penuh hikmah. Ketua Takmirul Masjid Al-Hikmah bersama Majelis Taklim yang dipimpin Oslan, S.Pd., ikut menguatkan suasana. Tak ketinggalan para tokoh agama dan masyarakat, semuanya bersatu dalam semangat memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW.
Kegiatan malam itu berjalan dengan runtut. Dimulai dengan pembukaan sederhana yang menandai awal perjalanan spiritual, suasana masjid dipenuhi keheningan yang penuh harap. Setelahnya, jamaah diajak menyimak Kalam Ilahi, lantunan ayat-ayat suci yang menyejukkan hati sekaligus mengingatkan pada kebesaran Allah SWT.
Kalam Ilahi dibacakan dengan penuh penghayatan. Suara qari menggema lembut di dinding masjid, menyelinap ke dalam hati setiap hadirin. Setiap lafaz Al-Qur’an bukan hanya terdengar, tetapi juga dirasakan maknanya. Seolah mengajak hadirin menapaki jejak Rasulullah dalam ketulusan, kesabaran, dan kasih sayangnya kepada umat.
Ketua Takmirul Masjid kemudian menyampaikan kata pengantar. Dengan tutur yang hangat, ia mengingatkan pentingnya Maulid Nabi sebagai momentum mempererat ukhuwah islamiah. Ucapannya tidak hanya menegaskan peran masjid sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai rumah kebersamaan, tempat masyarakat berkumpul dalam suka dan duka.
Puncak acara tiba ketika doa Maulid Nabi Muhammad SAW dipanjatkan bersama. Jamaah menundukkan kepala, menyatukan hati dalam permohonan kepada Allah SWT. Doa dipanjatkan agar senantiasa diberi keberkahan, dijauhkan dari segala musibah, serta diberi kekuatan untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.
Peringatan Maulid Nabi ini menjadi simbol kebahagiaan dan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah. Melalui tausiyah dan doa, masyarakat diingatkan kembali untuk meneladani akhlak mulia beliau. Selain itu, kegiatan ini menjadi sarana memperkuat iman, meningkatkan takwa, dan menumbuhkan semangat persaudaraan di tengah tantangan zaman.
Tradisi memperingati Maulid Nabi sudah melekat dalam kehidupan umat Islam di Pentadio Barat. Peristiwa ini terjadi sebagai bentuk kecintaan mendalam kepada Nabi Muhammad SAW. Warga percaya, mengenang kelahiran Rasul bukan sekadar seremonial, melainkan cara menjaga nilai-nilai Islam agar tetap hidup di hati generasi penerus.
Acara terselenggara berkat sinergi masyarakat, pemerintah desa, dan tokoh agama. Dari persiapan hingga pelaksanaan, semuanya dilakukan dengan gotong royong. Masjid Al-Hikmah dipenuhi semangat kebersamaan, di mana setiap warga merasa memiliki peran dalam menjaga kelancaran acara
Kegiatan doa tradisional Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al-Hikmah tidak hanya menjadi momentum religius, tetapi juga perekat sosial. Dari Babinsa hingga tokoh masyarakat, semua hadir dalam semangat kebersamaan. Inilah bukti bahwa nilai-nilai Islam mampu menghadirkan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
Tepat pukul 21.00 Wita, acara berakhir dengan tenang. Jamaah beranjak pulang dengan hati damai, membawa pulang doa dan pesan moral yang menguatkan. Kegiatan berjalan aman dan kondusif, meninggalkan jejak kebersamaan yang akan terus hidup di Desa Pentadio Barat.
1.png)