
Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M di Bongohulawa, Tradisi Religius yang Menyatukan Doa, Silaturahmi, dan Kehangatan Budaya

Limboto, 12 September 2025 – Malam Jumat itu, suasana Masjid Al Khairat di Kelurahan Bongohulawa dipenuhi cahaya lampu dan lantunan doa. Pukul 20.00 Wita, warga sudah berkumpul rapi untuk mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M yang digelar secara tradisional. Dari barisan hadirin, tampak Koptu Faisal Djunaid, Babinsa Koramil 1315-02/Limboto, hadir penuh khidmat bersama masyarakat.
Sebagai seorang Babinsa, kehadiran Koptu Faisal bukan sekadar memenuhi undangan, melainkan menjalankan tugas pembinaan teritorial. Dengan sikap tenang ia menyapa warga, mendengarkan aspirasi, sekaligus mengamati jalannya acara. Dari pengawasan hingga penyuluhan, setiap langkah yang ia lakukan menjadi wujud nyata tanggung jawabnya dalam membina masyarakat di wilayah binaannya. Kehadirannya membawa pesan bahwa TNI selalu dekat dengan rakyat.
Tidak hanya Babinsa, tokoh penting lainnya juga hadir memberi makna pada malam penuh doa tersebut. Frengki Gobel, Lurah Bongohulawa, duduk berdampingan dengan Imam Wilayah, Pegawai Sara, Sekretaris Lurah beserta staf, kepala lingkungan, tokoh agama, tokoh adat, serta tokoh masyarakat. Kehadiran para pemimpin formal dan informal itu membuat suasana kian hangat, mencerminkan persatuan antara pemerintah dan rakyat.
Penyelenggaraan Maulid Nabi ini memiliki tujuan yang dalam. Lebih dari sekadar seremoni, acara tersebut menjadi sarana mempererat tali silaturahmi, memperkuat nilai religius, serta menanamkan kembali keteladanan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Doa-doa yang dipanjatkan tidak hanya untuk keselamatan pribadi, tetapi juga untuk kebaikan masyarakat Bongohulawa dan kemajuan daerah.
Peristiwa ini bisa terlaksana karena adanya kesadaran kolektif masyarakat yang menjunjung tinggi warisan tradisi. Meski zaman terus berubah, semangat menjaga budaya Islam yang diwariskan turun-temurun tetap dijaga. Rasa kebersamaan yang melekat membuat acara Maulid menjadi momentum penting yang selalu dinanti setiap tahun.
Adapun jalannya kegiatan berlangsung sederhana namun penuh makna. Diawali dengan doa pembuka, dilanjutkan dengan lantunan shalawat dan dzikir, masyarakat larut dalam suasana religius. Hidangan khas Maulid tersaji sebagai bentuk kebersamaan, sementara doa-doa tradisional mengiringi malam hingga larut. Semua berlangsung dengan tertib, penuh rasa hormat, dan khusyuk.
Dari rangkaian itu, tampak jelas bahwa Maulid Nabi bukan hanya ritual keagamaan, melainkan juga sarana memperkuat kebersamaan. Tradisi ini menjadi benteng nilai-nilai sosial, budaya, dan spiritual yang mampu menyatukan masyarakat Bongohulawa dalam bingkai persaudaraan.
Ketika acara resmi berakhir pukul 21.05 Wita, suasana tetap terjaga damai. Namun malam belum sepenuhnya usai. Doa-doa tradisional masih akan dilanjutkan hingga pagi, menjadi penutup sekaligus pengikat makna dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini. Dengan hati yang tenang, masyarakat Bongohulawa pulang membawa harapan baru, bahwa semangat Rasulullah akan terus hidup dalam keseharian mereka.
1.png)